bijak bermedia sosial

Hasil gambar untuk media sosial

Media sosial atau yang biasa disebut sosial media adalah wadah untuk berinteraksi online antar pengguna internet. Biasa para pengguna media sosial berinteraksi dengan cara berkomunikasi, berbagi kegiatan,saling menghibur, dan lain sebagainya.

Kebanyakan para penggunanya menggunakan media sosial untuk menghibur diri atau  berinteraksi dengan para pengguna yang lain. Yang sebagaimana remaja dizaman milenial ini menggunakan media sosial untuk mencari kawan atau bahkan mencari lawan.

Banyak pengguna media sosial untuk mencari inpirasi atau referensi untuk kegiatan sehari hari, hobi, pekerjaan, gaya hidup dan lain sebagainya. Contohnya, seorang koki mencari desain plating yang anti mainstream atau seorang wanita yang ingin tampil menarik dengan melihat tutorial make up atau mencari referansi fashion terkini. Banyak orang yang meggunakan sosial untuk mencari sesuatu yang menyenangkan seperti membaca atau melihat meme, melihat tutorial, menonton YouTube, mendengar musik, membaca cerita atau komik online, atau bahkan melihat drama yang ada media sosial.

Ataupun banyak orang yang menggalau dimedia sosial seperti membaca majas yang biasanya orang yang membacanya tersindir dengan majas tersebut atau bahkan mereka media sosial digunakan untuk mencari jodoh seperti para pengguna media sosial mengunduh aplikasi mencari jodoh.  

Media sosial bisa menjadi wadah untuk mencari pekerjaan, usaha, jasa atau lain sebagainya. Para penggunanya biasa mencari uang lewat media sosial dengan cara menjula barang atau menjual jasa. Seperti menjual pakaian, makanan, alat rumah tangga, alat kecantikan, bahkan kendaraan.

Remaja dizaman milenial ini lebih suka mencari kawan di internet karena menurut mereka kehidupkan dimedia sosial lebih menyenangkan dibanding dengan kehidupan yang ada di dunia nyata. Kebanyakan remaja seperti ini merasa kehidupan yang ada dunia nyata tidak menyenangkan atau bahkan sangat menyedihkan. Kebanyakan dari mereka mencari kawan dimedia sosial dengan cara masuk kedalam kelompok yang terbuka bagi banyak orang agar bisa berinteraksi dengan mereka.   

Banyak sekali para pengguna media sosial salah menggunakan sosial. Kebanyak dari mereka merasa benar menggunakan media sosial, padahal mereka sering menyalahgunakan media sosial. Biasa yang mereka lakukan dimedia sosia ialah aksi bullying. Para pengguna sosial tanpa sadar sering melakukan aksi bullying. Aksi bullying dimedia sosial sangat berdampak buruk bagi korban bullying, walau para pengguna yang membully tidak bermain fisik, namun mereka bisa merusak psikolog korban karena yang membully korban terkadang membully dengan kata-kata atau komentar yang sangat menyakitkan bagi korban.

Seperti kasus yang baru-baru ini terjadi, beberapa waktu lalu banyak tagar yang bertuliskan #justiceforaudrey. Dimana kasus ini menimpa seorang siswi SMP di Samarinda, Kalimantan timur yang katanya dia dibully oleh 12 siswi SMA yang berbeda. Banyak orang yang salah kurang paham atau salah mengartikan kasus yang ini. Banyak yang mengira korban –sebut saja AU dibully  karena masalah asmara. AU mengaku bahwa ia lukai fisiknya seperti dipukul badannya dan ditusuk alat vitalnya.

Kasus ini sampai dibawa ke kantor polisi karena menurut Ibu korban aksi bullying yang dilakukan merusak mental sang korban atau AU. Padahal saat diotopsi tidak ada luka atau memar hasil kekerasan yang dilakukan para pelaku. Yang faktanya adalah menurut pelaku, korban selalu mengungkit masa lalu ibunya yang telah meninggal. Menurut pengakuan korban ia sama sekali tidak mengenal sang pelaku, yang nyata banyak foto yang beredar seperti pelaku dan korban sedang di tempat bersama atau bahkan mereka mengabadikan momen mereka dengan selfie. Hingga akhirnya mucul tagar yang bertuliskan #audreyjuga bersalah. Hingga tagar ini muncul banyak pengguna media sosial yang meminta penjelasan yang masuk akal. Karena banyak dari mereka yang menghina, mencaci maki, bahkan mengancam para pelaku. Alhasil mental para pelaku menjadi down.

Hingga adanya sebuah klarifikasi yang jelas dari para pelaku, walau mereka bukan pelaku utama, tetapi mereka menjelaskan bahwa 3 pelaku utama tersebut memang mengakui membully sang korban tapi, mereka mengaku bahwa mereka tidak menusuk alat vital sang korban.

Banyak penjelasan yang berbeda korban mengaku para pelaku menusuk nusuk alat vital korban dan hasil otopsi menyatakan alat vitalnya tidak kenapa-kenapa. Pelaku juga mengaku bahwa mereka tidak mengeroyok korban melainkan yang melakukan hanya satu orang saja. Kasus ini terjadi pada tanggal 29 Maret 2019 dan keluarga korban melaporkan ke pihak hukum pada tanggal 5 April 2019.

KPAI menyatakan bahwa korban dan pelaku yang masih sekolah ini masih bisa melanjutkan pendidikannya dan masih menyelidiki kasus belum tuntas ini. Namun, salah seorang pelaku mengatakan saat klarifikasi, salah satu pelaku utama sangat terpukul karena seluruh pengguna media sosial di Indonesia membully dia. Pelaku yang nyata menjadi korban para pengguna media sosial ini sangat kecewa pada pengguna media sosial di Indonesia, karena menurutnya para pengguna media sosial ini langsung menangkap berita yang belum begitu jelas dan bisa dibilang berita yang beredar sebelumnya adalah hoax.

Pelaku sangat terpukul, mentalnya down, psikolognya jadi tidak bagus, sampai sampai sang pelaku ini tidak berani keluar rumah karena dia takut bertemu orang. Klarifikasi salah satu pelaku mengatakan pelaku utama diancam kehidupannya oleh pada pengguna media sosial, sehingga ia jadi yang dijelaskan di atas.

Penutup:
Dari semua hal yang saya jelaskan di atas, saya menyimpulkan bahwa media sosial adalah wadah interaksi online yang banyak sekali manfaatnya jika digunakan dengan baik dan bijak. Jikalau kita tidak bijak dalam bermedia sosial banyak hal buruk yang terjadi seperti salah paham, pertengkaran, bullying, penipuan dan lain sebagainya. Jadi mulai sekarang kita harus bijak dalam menggunakan media sosial.


By: Cheryl Nasha


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEMANGAT DI TERIKNYA MENTARI

KEGIATAN MARCHING BAND DI SMKN 27 JAKARTA

FLS2N di SMKN 27 Jakarta Pusat